Mengenai Saya

Jumat, 22 Februari 2013

Prajurit Terracotta (兵马俑, bīng mǎ yǒng)

Apakah Anda tahu mengenai Prajurit Terracotta?

Pasukan terracotta (pinyin: bīng mǎ yǒng) atau Tentara terracotta adalah kumpulan koleksi dari 8.099 Terracotta berbentuk tokoh prajurit dan kuda dengan ukuran asli yang terletak di dekat makam dari Kaisar pertama dinasti Qin, Qin Shi Huang.
Tokoh prajurit itu ditemukan pada tahun 1974 dekat Xi'an, Provinsi Shanxi. Terracotta dibangun tahun 210 SM - 209 SM dan bertujuan untuk melindungi Kaisar Qin sesudah kematiannya. Dan pada tahun 1987 Bangunan ini diterima sebagai Situs Warisan Dunia UNESCO. 



Rabu, 20 Februari 2013

Buku Bahasa Mandarin

Terima Kasih atas pembelian buku Bahasa Mandarin kami dari bulan Juli sampai bulan Desember, dan telah terjual sebanyak 2.050 eksemplar buku.

Add Facebook: Mandarin-One Course
Follow: @Mandarin_One

Senin, 18 Februari 2013

Sejarah Tembok Raksasa China (长城的历史,Chángchéng de lìshǐ)


Sejarah pembangunan tembok raksasa adalah salah satu bagian terpenting dalam sejarah arsitektur bangsa China, yakni untuk membatasi wilayah-wilayah perkotaan dan perumahan. Berbagai teori mengapa tembok besar didirikan antara lain sebagai benteng pertahanan, batas kepemilikan lahan, penanda perbatasan dan jalur komunikasi untuk menyampaikan pesan.
Berdasarkan bukti tertulis yang bisa diterima umum, pada dasarnya Tembok Raksasa Cina dikonstruksikan mayoritas pada periode Dinasti Qin, Dinasti Han, Dinasti Ming. Namun, sebagian besar rupa tembok raksasa yang berdiri pada saat ini merupakan hasil dari periode Dinasti Ming.

  • Dinasti Pra- Qin

          Sebelum periode Dinasti Qin, pembangunan tembok raksasa paling awal dilakukan pada Zaman Musim Semi dan Gugur (722 SM-481 SM) dan Zaman Negara Perang (453 SM- 221 SM) untuk menahan serangan musuh dan suku-suku dari utara Cina. Negeri-negeri yang tercatat berkontribusi dalam konstruksi pertama antara lain negeri Chu, Qi, Yan, Wei dan Zhao. Dalam periode-periode berikutnya, tembok raksasa bertambah panjang, diperbaiki dan dimodifikasi.
  • Dinasti Qin
          Pada tahun 220 SM di bawah perintah Kaisar Qin Shi Huang, Jendral Meng Tian mengumpulkan tenaga kerja sebanyak 300 ribu orang untuk menyambungkan tembok-tembok sebelumnya sebagai garis pertahanan. Pembangunan yang memakan waktu 9 tahun memerlukan biaya mahal dan mengorbankan rakyat jelata. Tenaga kerja yang jadi korban mencapai jutaan jiwa sehingga negara menjadi lemah. Kebencian rakyat pada kerja paksa tersebut memicu kemarahan petani yang berontak menggulingkan Dinasti Qin. Setelah itu, pembangunan tembok raksasa tidak dilanjutkan.
  • Dinasti Han
          Tahun 127 SM, saat Kaisar Han Wudi berkuasa (140 SM-87 SM), proyek renovasi dan pembangunan bagian-bagian tembok lama dilaksanakan selama 20 tahun menambah panjang tembok secara keseluruhan menjadi 1000 km. Pada periode pertama Han, tembok raksasa berfungsi sebagai pelindung kawasan barat dari Bangsa Hun yang mengancam rakyat China. Setelah pengaruh Hun melemah, pembangunan tembok tidak dilanjutkan. Mulai tahun 39 M, atas perintah Guang Wudi, jendral Ma Cheng memulai kembali proyek pembangunan tembok besar. Pada saat itu, bangsa Hun terpecah menjadi 2 bagian, Utara dan Selatan. Bangsa Hun utara berhasil ditundukkan oleh Han sementara bagian selatan berdamai. Setelah itu, pembangunan tembok raksasa ditinggalkan karena Cina sudah mempunyai kekuatan militer yang besar.
  • Dinasti Ming
          Pada masa Dinasti Ming (1368-1644), setelah menaklukkan bangsa Mongol, tembok raksasa dari periode sebelumnya dikonstruksikan kembali, dengan catatan panjang 5.650 km. Pada masa ini, tembok besar Cina dibagi ke dalam 9 distrik militer yang dilengkapi benteng-benteng pertahanan dan pintu gerbang untuk mengawasi daerah perbatasan. Di atasnya dibuat jalan sebagai jalur transportasi. Pintu gerbang paling timur dinamakan Shan Haiguan dan pintu gerbang paling barat dinamakan Jia Yuguan.





Senin, 11 Februari 2013

Tembok Raksasa China (长城, chángchéng)

Siapakah yang tahu berapa panjang Tembok Raksasa China ini?

   Pada tanggal 18 April 2009, setelah investigasi secara akurat oleh pemerintah Republik Rakyat Cina, diumumkan bahwa tembok raksasa yang dikonstruksikan pada periode Dinasti Ming panjangnya adalah 8.851 km.
   Menurut catatan sejarah, setelah tembok panjang dibangun oleh Kerajaan Dinasti Ming, barulah dikenal istilah "changcheng" (长城), artinya tembok besar atau tembok panjang). Sebelumnya istilah tersebut tidak ditemukan. Istilah Tembok Raksasa China dalam Bahasa Mandarin adalah "wanli changcheng", bermakna "tembok yang panjangnya 10 ribu li". Pada masa sekarang istilah ini resmi digunakan.
  
 Pada tahun 2009, Badan Survei dan Pemetaan dan Badan Administrasi Warisan Budaya Republik Rakyat China melakukan penelitian untuk menghitung ulang panjang Tembok Raksasa China. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Tembok Raksasa China lebih panjang daripada rentang yang saat ini diketahui. 
   Menurut pengukuran, panjang keseluruhan tembok mencapai 8.850 km. Proyek tersebut juga telah menemukan bagian-bagian tembok lain yang panjangnya 359 km, parit sepanjang 2232 km, serta pembatas alami seperti perbukitan dan sungai sepanjang 2232 km. Rentang rata-rata Tembok Raksasa China adalah 5000 km, umumnya dikutip dari berbagai catatan sejarah.

Kamis, 07 Februari 2013

Chun Lian (春联)

Apakah Anda pernah mendengar kata Chun lian?


Chun lian adalah sepasang tulisan di atas kertas merah. Maksud menempel chun lian adalah untuk mengusir hantu dalam rumah atau mencegah roh-roh jahat masuk ke dalam rumah atau suatu wilayah untuk mengganggu anggota rumah atau warga.
Mengapa orang-orang di daratan China mempunyai keyakinan seperti itu? 

   Karena pada zaman dahulu, di sebelah timur laut negeri tersebut, ada sebuah hutan pohon persik di atas sebuah gunung, Pohon persik bermacam-macam ukurannya, ada yang kecil, ada juga yang sangat besar. Di antara pohon persik yang ada di hutan itu, terdapat satu pohon yang sangat besar dan memiliki dua lubang pada batangnya. Di dalam dua lubang itu tinggallah kakak-beradik. Sang kakak bernama Shen Tu dan si adik bernama Yu Lei. Shen Tu dan Yu Lei bahu-membahu menjaga hutan pohon persik tersebut. Di belakang hutan pohon persik  ada sebuah lubang besar mirip sebuah sumur yang besar. Lubang itu dalam sekali dan dihuni berbagai siluman dan hantu.
   Umumnya mereka tidak berani keluar lubang dan masuk ke hutan pohon persik, karena ada dua penjaga yang sangat galak, yakni Shen Tu dan adiknya Yu Lei. Shen Tu dan Yu Lei sangat perkasa dan kuat, sampai-sampai binatang-binatang buas di gunung itu sangat takut terhadap mereka. Si harimau tua yang paling di takuti oleh para siluman pun takut terhadap Shen Tu dan Yu Lei. Jika para siluman berani macam-macam mencuri buah persik, dengan cepat Shen Tu dan Yu Lei menangkap mereka dan membuangnya ke sarang harimau untuk jadi santapan lezat harimau-harimau gunung. Para siluman dan hantu tidak pernah patah arang untuk mencari jalan agar bisa berbuat jahat sesuka mereka. 

   Sementara itu, hari sudah larut malam, dan setelah memeriksa semuanya, Shen Tu dan Yu Lei pun tertidur. Si hantu kecil (bawahan ketua hantu) mulai beraksi ke ruangan tidur Shen Tu dan Yu Lei. Hantu kecil itu agak takut juga, karena senjata itu ada di samping kepala Shen Tu dan Yu lei. Namun, mengingat bahwa jika senjata tidak diambil, mereka akan seterusnya meranam, dengan tekad yang kuat, ia mendekatinya. Shen Tu dan Yu Lei tidak terbangun. Dengan semangat si hantu kecil pulang ke istana mereka. Teman-teman dan rekan sejawatnya pun menyambut dengan kegirangan. “Ha-ha-ha… mereka tak akan berdaya menangkap kita lagi. Ayo, saatnya kita berpesta. Kita keluar sarang dan segera mengacaukan para penduduk desa.” Mereka dengan bangga menyambut gembira kebebasan mereka. Bahkan para siluman pun berani berteriak untuk mengganggu Shen Tu dan Yu Lei.


   Shen Tu dan Yu Lei bersiap menangkap para siluman pengacau, tetapi tiba-tiba mereka sadar bahwa senjata mereka sudah hilang. Mereka mencoba mencari, tetapi tidak mendapatinya. Dari kejauhan terlihat si hantu kecil sedang bermain-main dengan senjata mereka. Shen Tu tertawa sinis sambil berkata kepada adiknya, “Para siluman itu menyangka dengan membawa senjata itu, maka kita tidak berdaya. Mereka salah, mari kita beri mereka pelajaran!” Dengan segera Shen Tu dan Yu Lei pergi mengambil sebuah dahan dari pohon persik yang paling tua dan besar. Setelah itu, mereka segera berlari ke arah siluman.

   Para siluman pun mulai ketakutan. Namun, Nenek Hantu berkata , “Jangan takut! Senjata andalan mereka tidak ada di tangan mereka. Mereka bisa berbuat apa terhadap kita? Ayo , kita teruskan pesta.” Mendengar ucapan Nenek Hantu, mereka pun merasa tenang. Waktu Shen Tu dan Yu Lei datang, mereka semua malah tertawa sambil mengolok-olok, “Ha-ha-ha kalian datang ke sini mau ngapain? Apa mau cari senjata kalian? Sayang, senjata kalian sekarang sudah menjadi milik kami.” Namun, tanpa diduga, dengan cepat Shen Tu dan Yu Lei menghajar dan menangkap mereka. Dalam waktu singkat mereka semuadiikat dan dilemparkan kembali ke lubang dalam sarang mereka.

   Rupanya Shen Tu dan Yu Lei tetaplah jagoan meski senjata andalan tidak ada di tangan mereka. Para siluman dan hantu sangat ketakutan dan tidak berani lagi macam-macam jika mendengar nama Shen Tu dan Yu Lei atau mengetahui keberadaan mereka di suatu tempat. Sejak saat itu, penduduk desa selalu menggunakan dua lembar kertas yang terbuat dari bahan pohon persik. Pada kertas itu ditulis nama Shen Tu dan Yu Lei pada kertas lain. Kedua kertas itu lalu di tempelkan di sebelah kiri dan kanan pintu rumah atau gerbang. Kalau tahu ada dua nama yang menakutkan itu, para siluman dan hantu tidak akan berani datang mengganggu. Itulah kisah mengapa orang membuat chun lian.

   Pada zaman Dinasti Ming (1369-1644 Masehi) di kota Nanjing, diterapkan bahwa di setiap rumah penduduk harus ada chun lian dari kertas merah di setiap pintu rumah dan gerbang. Tentu chun lian tidak lagi semata bertuliskan nama Shen Tu dan Yu Lei, namun boleh bermacam-macam tulisan hikmah atau berkat. Kertas merah itu sudah menjadi lambang Shen Tu dan Yu Lei, serta tulisan di atasnya adalah kata-kata mutiara atau harapan yan oleh seisi rumah diharapkan bisa terjadi pada tahun yang baru.





Selasa, 05 Februari 2013

Bakcang (粽子, zōng zi)


Siapakah yang tidak kenal Bakcang?


Ya, Bakcang adalah salah satu jenis makanan yang terbuat dari beras ketan sebagai lapisan luar dan daging, kacang, ebi, jamur, cabai, serta kuning telur asin sebagai isinya. Untuk perasa, biasanya ditambahkan sedikit garam, gula, merica, kecap, penyedap makanan, dan sedikit minyak nabati.

Secara harfiah, Bakcang berarti yang berisi daging, namun pada praktiknya, juga ada yang berisikan sayur-sayuran atau yang tidak berisi. Yang berisi sayur-sayuran disebut Chai cang (dalam dialek Hokkian) dan yang tidak berisi biasanya dimakan bersama dengan srikaya atau gula disebut Kicang (dalam dialek Hokkian).

Menurut legenda, Bakcang pertama kali muncul pada zaman Dinasti Zhou, dan berkaitan dengan rakyat kepada Qu Yuan yang bunuh diri dengan cara melompat ke Sungai Miluo. Pada saat itu, bakcang dilemparkan rakyat sekitar ke dalam sungai untuk mengalihkan perhatian makhluk-makhluk di dalamnya supaya tidak memakan jenazah Qu Yuan. Untuk kemudian, bakcang menjadi salah satu simbol perayaan Peh Cun atau Duanwu (端午).

Tradisi makan bakcang secara resmi dijadikan sebagai salah satu kegiatan dalam Festival Peh Cun sejak Dinasti Jin. Sebelumnya, walaupun bakcang telah populer di China, namun belum menjadi makanan simbolik festival ini. Bentuk bakcang sebenarnya juga bermacam-macam dan yang kita lihat sekarang hanya salah satu dari banyak bentuk dan jenis bakcang. Di Taiwan, pada zaman Dinasti Ming akhir, bentuk bakcang yang dibawa oleh pendatang dari Fujian adalah bulat gepeng, agak lain dengan bentuk limas segitiga yang sering kita lihat sekarang. 

Senin, 04 Februari 2013

Kue Keranjang (年糕, nián gāo)

Tahukah Anda mengenai Kue Keranjang?


Kue keranjang atau yang disebut juga sebagai nián gāo , kue yang mendapat nama dari wadahnya yang berbentuk seperti keranjang, adalah kue yang terbuat dari "tepung ketan dan gula", serta mempunyai tekstur yang kenyal dan lengket. 
Kue Keranjang ini merupakan salah satu kue khas atau wajib dalam perayaan Tahun Baru Imlek, walaupun tidak di Beijing pada suatu saat. Kue keranjang ini mulai dipergunakan sebagai sesaji pada upacara sembahyang leluhur, tujuh hari menjelang tahun baru Imlek, dan puncaknya pada malam menjelang tahun baru Imlek. Sebagai sesaji, kue ini biasanya tidak dimakan sampai Cap Go Meh (malam ke-15 setelah tahun baru Imlek).

Dipercaya pada awalnya kue, ini ditujukan sebagai hidangan untuk menyenangkan Dewa Tungku 
灶君公 zào qúngōng agar membawa laporan yang menyenangkan kepada Raja Surga 玉皇上帝 yùhuáng shàngdì ). Selain itu, bentuknya yang bulat bermakna agar keluarga yang merayakan Imlek tersebut dapat terus bersatu, rukun dan bulat tekad dalam menghadapi tahun yang akan datang. 



Asal Usul Nama Kue Keranjang


Kue keranjang memiliki nama asli nián gāo yang disebut juga kue tahunan karena hanya dibuat setahun sekali pada masa menjelang Tahun Baru Imlek. Di Jawa Timur disebut sebagai kue keranjang sebab dicetak dalam sebuah "keranjang" bolong kecil, sedangkan di beberapa daerah di Jawa Barat ada yang menyebutnya Dodol China untuk menunjukkan asal kue tersebut yaitu China walaupun ada beberapa kalangan yang merujuk pada suku pembuatnya, yaitu orang-orang Tionghoa.
Sedangkan dalam dialek Hokkian, Ti Kwe berarti kue manis, yang menyebabkan orang-orang tidak sulit menebak kalau kue ini rasanya manis. 





Arti di balik Kue Keranjang


Di China, terdapat kebiasaan saat Tahun Baru Imlek untuk terlebih dahulu menyantap kue keranjang sebelum menyantap nasi sebagai suatu pengharapan, agar dapat selalu beruntung dalam pekerjaannya sepanjang tahun.
nián gāo, kata "nián"sendiri berati tahun dan "gāo" kue (糕) dan juga terdengar seperti kata tinggi (高). Oleh sebab itu, kue keranjang sering disusun tinggi atau bertingkat. Makin ke atas makin mengecil kue yang disusun itu, yang memberikan makna peningkatan dalam hal rezeki atau kemakmuran. Pada zaman dahulu, banyaknya atau tingginya kue keranjang menandakan kemakmuran keluarga pemilik rumah. Biasanya kue keranjang disusun ke atas dengan kue mangkok berwarna merah di bagian atasnya. Ini adalah sebagai simbol kehidupan manis yang kian menanjak dan mekar seperti kue mangkok.

Cara Menyajikan

Kue yang terbuat dari beras ketan dan gula ini dapat disimpan lama, bahkan dengan dijemur dapat menjadi keras seperti batu dan awet. Sebelum menjadi keras kue tersebut dapat disajikan langsung, akan tetapi setelah keras dapat diolah terlebih dahulu dengan digoreng menggunakan tepung dan telur ayam dan disajikan hangat-hangat. Dapat pula dijadikan bubur dengan dikukus kemudian ditambahkan bumbu-bumbu kesukaan.





Minggu, 03 Februari 2013

JiaoZi (饺子 = Dumpling)


Apakah Jiaozi itu?



Jiaozi adalah daging babi atau udang dan sayuran yang dicincang dan dibungkus lembaran tepung terigu. Adonan kulit dibuat dari campuran tepung terigu, air, dan garam dapur. Makanan ini dimatangkan dengan cara direbus. Di Jepang, makanan serupa disebut gyōza, sementara di Korea disebut mandu. Jiaozi tidak sama dengan pangsit (wonton). Kulit jiaozi lebih tebal dari pangsit. Karena bentuk jiaozi ini mirip dengan perak Cina Kuno, orang-orang melambangkan kekayaan. Secara tradisional, para anggota keluarga berkumpul untuk membuat jiaozi selama Malam Tahun Baru. Mereka dapat menyembunyikan koin di salah satu jiaozi. Orang yang menemukan koin kemungkinan akan memiliki keberuntungan yang baik di Tahun Baru. Jiaozi juga populer di hari libur China lainnya atau festival, sehingga merupakan bagian dari Budaya China atau tradisi.

Sebuah cerita mengatakan JiaoZi diciptakan oleh dokter Zhang Zhongjing, seorang dokter China yang terkenal di China Kuno, untuk menyelamatkan orang miskin dari radang dingin seperti mengisi dengan daging dan obat-obatan herbal China. Pengucapan Jiaozi berasal dari tradisi makan kue pada Malam Tahun Baru China, yang menjadi tradisi kemudian setelah Zhang Zhongjing, dokter terkenal yang menciptakannya. Dalam sistem waktu China kuno, waktu bernama Zi pukul 12:00 di tengah malam. Ketika saat ini datang pada malam hari terakhir dari tahun, Tahun Baru akan datang pada waktunya. Dan di China, seluruh proses disebut Geng Sui Jiao Zi yang berarti perubahan tahun dan Jiao Zi berarti bahwa perubahan terjadi pada saat yang sangat dari Zi.
Dan gambar disamping adalah Zhang Zhongjing.


Variasi Utama dar jiaozi sendiri ada tiga, yaitu:
    • 水饺 (shuǐjiǎo) = jiaozi rebus

    • 锅贴 (guōtiē) atau 煎饺 (jiānjiǎo) = jiaozi goreng

    • 蒸饺 (zhēngjiǎo) = jiaozi kukus