Mengenai Saya

Kamis, 07 Februari 2013

Chun Lian (春联)

Apakah Anda pernah mendengar kata Chun lian?


Chun lian adalah sepasang tulisan di atas kertas merah. Maksud menempel chun lian adalah untuk mengusir hantu dalam rumah atau mencegah roh-roh jahat masuk ke dalam rumah atau suatu wilayah untuk mengganggu anggota rumah atau warga.
Mengapa orang-orang di daratan China mempunyai keyakinan seperti itu? 

   Karena pada zaman dahulu, di sebelah timur laut negeri tersebut, ada sebuah hutan pohon persik di atas sebuah gunung, Pohon persik bermacam-macam ukurannya, ada yang kecil, ada juga yang sangat besar. Di antara pohon persik yang ada di hutan itu, terdapat satu pohon yang sangat besar dan memiliki dua lubang pada batangnya. Di dalam dua lubang itu tinggallah kakak-beradik. Sang kakak bernama Shen Tu dan si adik bernama Yu Lei. Shen Tu dan Yu Lei bahu-membahu menjaga hutan pohon persik tersebut. Di belakang hutan pohon persik  ada sebuah lubang besar mirip sebuah sumur yang besar. Lubang itu dalam sekali dan dihuni berbagai siluman dan hantu.
   Umumnya mereka tidak berani keluar lubang dan masuk ke hutan pohon persik, karena ada dua penjaga yang sangat galak, yakni Shen Tu dan adiknya Yu Lei. Shen Tu dan Yu Lei sangat perkasa dan kuat, sampai-sampai binatang-binatang buas di gunung itu sangat takut terhadap mereka. Si harimau tua yang paling di takuti oleh para siluman pun takut terhadap Shen Tu dan Yu Lei. Jika para siluman berani macam-macam mencuri buah persik, dengan cepat Shen Tu dan Yu Lei menangkap mereka dan membuangnya ke sarang harimau untuk jadi santapan lezat harimau-harimau gunung. Para siluman dan hantu tidak pernah patah arang untuk mencari jalan agar bisa berbuat jahat sesuka mereka. 

   Sementara itu, hari sudah larut malam, dan setelah memeriksa semuanya, Shen Tu dan Yu Lei pun tertidur. Si hantu kecil (bawahan ketua hantu) mulai beraksi ke ruangan tidur Shen Tu dan Yu Lei. Hantu kecil itu agak takut juga, karena senjata itu ada di samping kepala Shen Tu dan Yu lei. Namun, mengingat bahwa jika senjata tidak diambil, mereka akan seterusnya meranam, dengan tekad yang kuat, ia mendekatinya. Shen Tu dan Yu Lei tidak terbangun. Dengan semangat si hantu kecil pulang ke istana mereka. Teman-teman dan rekan sejawatnya pun menyambut dengan kegirangan. “Ha-ha-ha… mereka tak akan berdaya menangkap kita lagi. Ayo, saatnya kita berpesta. Kita keluar sarang dan segera mengacaukan para penduduk desa.” Mereka dengan bangga menyambut gembira kebebasan mereka. Bahkan para siluman pun berani berteriak untuk mengganggu Shen Tu dan Yu Lei.


   Shen Tu dan Yu Lei bersiap menangkap para siluman pengacau, tetapi tiba-tiba mereka sadar bahwa senjata mereka sudah hilang. Mereka mencoba mencari, tetapi tidak mendapatinya. Dari kejauhan terlihat si hantu kecil sedang bermain-main dengan senjata mereka. Shen Tu tertawa sinis sambil berkata kepada adiknya, “Para siluman itu menyangka dengan membawa senjata itu, maka kita tidak berdaya. Mereka salah, mari kita beri mereka pelajaran!” Dengan segera Shen Tu dan Yu Lei pergi mengambil sebuah dahan dari pohon persik yang paling tua dan besar. Setelah itu, mereka segera berlari ke arah siluman.

   Para siluman pun mulai ketakutan. Namun, Nenek Hantu berkata , “Jangan takut! Senjata andalan mereka tidak ada di tangan mereka. Mereka bisa berbuat apa terhadap kita? Ayo , kita teruskan pesta.” Mendengar ucapan Nenek Hantu, mereka pun merasa tenang. Waktu Shen Tu dan Yu Lei datang, mereka semua malah tertawa sambil mengolok-olok, “Ha-ha-ha kalian datang ke sini mau ngapain? Apa mau cari senjata kalian? Sayang, senjata kalian sekarang sudah menjadi milik kami.” Namun, tanpa diduga, dengan cepat Shen Tu dan Yu Lei menghajar dan menangkap mereka. Dalam waktu singkat mereka semuadiikat dan dilemparkan kembali ke lubang dalam sarang mereka.

   Rupanya Shen Tu dan Yu Lei tetaplah jagoan meski senjata andalan tidak ada di tangan mereka. Para siluman dan hantu sangat ketakutan dan tidak berani lagi macam-macam jika mendengar nama Shen Tu dan Yu Lei atau mengetahui keberadaan mereka di suatu tempat. Sejak saat itu, penduduk desa selalu menggunakan dua lembar kertas yang terbuat dari bahan pohon persik. Pada kertas itu ditulis nama Shen Tu dan Yu Lei pada kertas lain. Kedua kertas itu lalu di tempelkan di sebelah kiri dan kanan pintu rumah atau gerbang. Kalau tahu ada dua nama yang menakutkan itu, para siluman dan hantu tidak akan berani datang mengganggu. Itulah kisah mengapa orang membuat chun lian.

   Pada zaman Dinasti Ming (1369-1644 Masehi) di kota Nanjing, diterapkan bahwa di setiap rumah penduduk harus ada chun lian dari kertas merah di setiap pintu rumah dan gerbang. Tentu chun lian tidak lagi semata bertuliskan nama Shen Tu dan Yu Lei, namun boleh bermacam-macam tulisan hikmah atau berkat. Kertas merah itu sudah menjadi lambang Shen Tu dan Yu Lei, serta tulisan di atasnya adalah kata-kata mutiara atau harapan yan oleh seisi rumah diharapkan bisa terjadi pada tahun yang baru.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar