Mengenai Saya

Senin, 04 Februari 2013

Kue Keranjang (年糕, nián gāo)

Tahukah Anda mengenai Kue Keranjang?


Kue keranjang atau yang disebut juga sebagai nián gāo , kue yang mendapat nama dari wadahnya yang berbentuk seperti keranjang, adalah kue yang terbuat dari "tepung ketan dan gula", serta mempunyai tekstur yang kenyal dan lengket. 
Kue Keranjang ini merupakan salah satu kue khas atau wajib dalam perayaan Tahun Baru Imlek, walaupun tidak di Beijing pada suatu saat. Kue keranjang ini mulai dipergunakan sebagai sesaji pada upacara sembahyang leluhur, tujuh hari menjelang tahun baru Imlek, dan puncaknya pada malam menjelang tahun baru Imlek. Sebagai sesaji, kue ini biasanya tidak dimakan sampai Cap Go Meh (malam ke-15 setelah tahun baru Imlek).

Dipercaya pada awalnya kue, ini ditujukan sebagai hidangan untuk menyenangkan Dewa Tungku 
灶君公 zào qúngōng agar membawa laporan yang menyenangkan kepada Raja Surga 玉皇上帝 yùhuáng shàngdì ). Selain itu, bentuknya yang bulat bermakna agar keluarga yang merayakan Imlek tersebut dapat terus bersatu, rukun dan bulat tekad dalam menghadapi tahun yang akan datang. 



Asal Usul Nama Kue Keranjang


Kue keranjang memiliki nama asli nián gāo yang disebut juga kue tahunan karena hanya dibuat setahun sekali pada masa menjelang Tahun Baru Imlek. Di Jawa Timur disebut sebagai kue keranjang sebab dicetak dalam sebuah "keranjang" bolong kecil, sedangkan di beberapa daerah di Jawa Barat ada yang menyebutnya Dodol China untuk menunjukkan asal kue tersebut yaitu China walaupun ada beberapa kalangan yang merujuk pada suku pembuatnya, yaitu orang-orang Tionghoa.
Sedangkan dalam dialek Hokkian, Ti Kwe berarti kue manis, yang menyebabkan orang-orang tidak sulit menebak kalau kue ini rasanya manis. 





Arti di balik Kue Keranjang


Di China, terdapat kebiasaan saat Tahun Baru Imlek untuk terlebih dahulu menyantap kue keranjang sebelum menyantap nasi sebagai suatu pengharapan, agar dapat selalu beruntung dalam pekerjaannya sepanjang tahun.
nián gāo, kata "nián"sendiri berati tahun dan "gāo" kue (糕) dan juga terdengar seperti kata tinggi (高). Oleh sebab itu, kue keranjang sering disusun tinggi atau bertingkat. Makin ke atas makin mengecil kue yang disusun itu, yang memberikan makna peningkatan dalam hal rezeki atau kemakmuran. Pada zaman dahulu, banyaknya atau tingginya kue keranjang menandakan kemakmuran keluarga pemilik rumah. Biasanya kue keranjang disusun ke atas dengan kue mangkok berwarna merah di bagian atasnya. Ini adalah sebagai simbol kehidupan manis yang kian menanjak dan mekar seperti kue mangkok.

Cara Menyajikan

Kue yang terbuat dari beras ketan dan gula ini dapat disimpan lama, bahkan dengan dijemur dapat menjadi keras seperti batu dan awet. Sebelum menjadi keras kue tersebut dapat disajikan langsung, akan tetapi setelah keras dapat diolah terlebih dahulu dengan digoreng menggunakan tepung dan telur ayam dan disajikan hangat-hangat. Dapat pula dijadikan bubur dengan dikukus kemudian ditambahkan bumbu-bumbu kesukaan.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar