Mengenai Saya

Jumat, 26 Desember 2014

Apakah untuk mempelajari suatu Bahasa Asing juga perlu memahami Budayanya?

     Saat ditanya bagaimana saya tertarik belajar bahasa baru, saya akan dengan yakin menjawab karena film-film yang saya tonton semasa kanak-kanak. Karena film Disney saya ingin belajar Bahasa Inggris, dan karena film Ular Putih saya sungguh-sungguh belajar Bahasa Madarin. Kesan dalam film-film itu tidak terlupakan hingga saat ini. Setelah beberapa tahun mengajar dan berdiskusi dengan pengajar lain, kesimpulan kami tidak berbeda jauh. Untuk mempelajari bahasa baru, sentuhan dengan budaya baru bukan tidak terhindarkan, namun harus.  

       Membicarakan soal pengajaran bahasa, perlu tidaknya memasukkan pendekatan budaya masih sering didiskusikan. Ada ahli pendidikan yang berpendapat perlu ada pula yang berpendapat sebaliknya. Perbedaan pendapat tersebut adalah kearena perbedaan pandangan esensi pembelajaran bahasa. Di satu sisi bahasa dipandang lebih cenderung pada teknik dan disisi lain adanya kebutuhan pada pemahaman. Namun secara pribadi, saya melihat ada dua hal pentingnya pendekatan budaya untuk keberhasilan mempelajari bahasa. Pertama, di dalam budaya lah terdapat kegembiraan, wawasan, kondisi dan situasi yang turut membentuk bahasa. Jadi tanpa pemahaman budaya, ucapan seperti kurang bermakna, atau kurang mengena pada kondisi tertentu. Kedua, budaya membentuk pola pikir masyarakat yang kemudian terpola dalam bahasanya. Dengan memahami budaya yang berkaitan, akan menghubungkan pola pikir yang ada dalam bahasa tersebut sehingga lebih mudah bagi pembelajar untuk mempelajari ucapan-ucapan dalam bahasa yang dipelajari itu.

     Saat mengajar, menemukan poin-poin untuk mengenalkan budaya cukup penting. Salah satu contohnya adalah cara penggunaan kata "sedikit" dalam bahasa Mandarin. Apabila di Tiongkok seseorang menanyakan seberapa tingkat kemampuan kita dalam berbahasa Mandarin lalu kita jawab "sedikit (一点点)" itu artinya kemampuan kita lumayan. Kemungkinan besar lawan bicara kita langsung menyerbu dengan percakapan yang cukup banyak. Tetapi apabila yang menanyakan itu Bule soal pengetahuan kita terhadap sesuatu lalu kita jawab "sedikit" maka Bule itu akan menganggap kita benar-benar hanya tahu sedikit. Itu karena bagi orang Tiongkok segala kemampuan tidak boleh disombongkan, harus diucapkan dengan rendah hati. Sedangkan bagi bule, ucapan seharusnya apa adanya, tidak seharusnya dikurangi ataupun ditambahkan.  

        Dengan memahami lebih banyak tentang sesuatu hal yang kita pelajari, lebih yakin kita akan ketrampilan dan tingkat pengetahuan kita terhadap hal tersebut. Sama hal nya dengan mempelajari bahasa. Penguasaan gramatikal memang sangat penting. Namun tanpa memahami lebih luas tentang pola pikir masyarakat asal bahasa kita pelajari, kita akan sulit berkomunikasi secara tepat dan percaya diri. 

 

 Selamat Belajar

*加油*

     

Tidak ada komentar:

Posting Komentar